HELPING THE OTHERS REALIZE THE ADVANTAGES OF DEWA212

Helping The others Realize The Advantages Of dewa212

Helping The others Realize The Advantages Of dewa212

Blog Article

Telah semenjak lama, permainan slot on the web ini jadi primadona untuk para pejudi. Tidak hanya metode permainannya yang simpel serta gampang dimengerti oleh sebagian besar orang, kemenangan yang ditawarkan pula sangat fantastis lewat jackpot slot GACOR terbesarnya.

[112] Pasukan Jin mengalami kerugian yang signifikan, dan situasi mereka diperburuk oleh serangkaian pembelotan ke Mongol. Salah satu pembelotan yang paling terkenal adalah yang langsung mengarah pada kemenangan Muqali di Pertempuran Huan'erzhui pada musim gugur 1211.[113] Namun, kampanye ini dihentikan sementara pada tahun 1212 ketika Jenghis Khan terluka oleh anak panah selama pengepungan Xijing (kini Datong) yang gagal.[114] Setelah kemunduran ini, Jenghis menyadari perlunya kemampuan pengepungan yang lebih baik dan membentuk korps insinyur pengepungan. Selama dua tahun berikutnya, korps ini merekrut five hundred ahli dari Jin, yang secara signifikan meningkatkan kemampuan bangsa Mongol untuk melakukan pengepungan dalam kampanye-kampanye selanjutnya.[a hundred and fifteen]

Setelah kemenangannya di Dalan Baljut, Jamukha bertindak dengan sangat kejam, dilaporkan merebus 70 tahanan hidup-hidup dan tidak menghormati tubuh para pemimpin yang menentangnya. Perilaku kasar ini membuat beberapa pengikutnya, termasuk Münglig, seorang mantan pengikut Of courseügei, dan putra-putranya, berpindah haluan dan bergabung dengan Temüjin, yang kemungkinan besar tertarik dengan kekayaan Temüjin yang terus bertambah.

Persepsi dunia Barat tentang Jenghis Khan telah berkembang dari waktu ke waktu, yang mencerminkan pergeseran konteks budaya dan sejarah. Pada abad ke-14, tokoh-tokoh seperti Marco Polo dan Geoffrey Chaucer menggambarkannya sebagai penguasa yang adil dan bijaksana, menyoroti prestasi dan kualitas kepemimpinannya. Namun, pada abad ke-eighteen, selama Abad Pencerahan, Jenghis Khan menjadi simbol stereotip seorang penguasa lalim dari timur yang kejam, sosok yang mewujudkan kekejaman dan otoriter yang diasosiasikan dengan penguasa timur.

Nama ini diadaptasi ke dalam bahasa Tionghoa sebagai 成吉思 Chéngjísī dan ke dalam bahasa Persia sebagai چنگیز Čəngīz. Karena bahasa Arab tidak memiliki bunyi yang mirip dengan [tʃ] dalam bahasa Mongolia dan Persia, penulis Arab menuliskan nama tersebut sebagai J̌ingiz, sementara penulis Suriah menggunakan Šīngīz.[2]

Negara-negara Asia Timur dan Tengah pada awal abad ke-thirteen Bangsa Mongol mulai menyerbu permukiman perbatasan kerajaan Xia Barat yang dipimpin orang Tangut pada 1205, awalnya mereka mengklaim bahwa hal itu merupakan pembalasan atas kerajaan yang memberikan perlindungan kepada Senggum, putra Toghrul.[99] Namun, ada alasan lain yang lebih praktis untuk serangan ini. Salah satu penjelasannya adalah bahwa bangsa Mongol berusaha untuk meremajakan ekonomi mereka yang telah habis dengan pasokan barang dan ternak.

000 kavaleri ke kota Kashgar. Jebe merongrong kekuasaan Kuchlug dengan mempromosikan kebijakan toleransi beragama bangsa Mongol, yang membantunya memenangkan kesetiaan para elit lokal.[129] Menghadapi perlawanan yang semakin meningkat, Kuchlug melarikan diri ke selatan ke Pegunungan Pamir, tapi akhirnya ia ditangkap oleh para pemburu lokal. Jebe memerintahkan eksekusi Kuchlug dengan memenggal kepalanya, dan mayatnya diarak melalui Qara Khitai, yang melambangkan akhir dari penganiayaan agama di wilayah tersebut.[one hundred thirty]

Pada tahun 1221, Jenghis Khan secara tak terduga menghentikan kampanye Asia Tengahnya.[149] Awalnya berencana untuk kembali melalui India, ia segera menyadari bahwa iklim Asia Selatan yang panas dan lembab menghalangi keefektifan pasukannya, dan pertanda alam juga tidak menguntungkan.[one hundred fifty] Meskipun bangsa Mongol menghabiskan sebagian besar tahun 1222 untuk menumpas pemberontakan di Khorasan, mereka akhirnya menarik diri dari wilayah tersebut untuk menghindari kekuatan yang terlalu besar, dan membangun perbatasan baru mereka di sepanjang Sungai Amu Darya.[151] Selama perjalanan pulang yang panjang, Jenghis Khan mulai mengorganisir divisi administratif baru untuk mengatur wilayah-wilayah yang baru saja ditaklukkan.

Rincian kembalinya Temüjin ke padang rumput tidak jelas dan berbeda di berbagai sumber. Pada awal musim panas 1196, ia ikut serta dalam kampanye bersama dengan dinasti Jin melawan bangsa Tatar, yang mulai menentang kepentingan Jin. Sebagai hadiah, Jin memberinya gelar cha-ut kuri, yang kemungkinan berarti “komandan ratusan” dalam bahasa Jurchen.

Namun, gubernur kota perbatasan Khwarazmia di Otrar, Inalchuq, menuduh para pedagang itu sebagai mata-mata dan memerintahkan pembantaian mereka, serta menyita barang-barang mereka. Muhammad, yang curiga dengan niat Jenghis Khan, mendukung tindakan Inalchuq atau mengabaikannya.[133] Sebagai tanggapan, Jenghis Khan mengirim seorang duta besar Mongol dengan dua orang pendamping untuk bernegosiasi dan menghindari perang, tetapi Muhammad membunuh duta besar tersebut dan mempermalukan dua orang lainnya. Tindakan membunuh utusan ini membuat Jenghis Khan marah, mendorongnya untuk meninggalkan Muqali dengan click here pasukan kecil di Tiongkok Utara sementara ia bersiap untuk menyerang Khwarazmia dengan sebagian besar pasukannya.[134]

Orang Mongolia modern cenderung menekankan warisan politik dan sipil Jenghis Khan daripada penaklukan militernya. Mereka memandang aspek-aspek destruktif dari kampanye-kampanyenya sebagai "produk dari zaman mereka," seperti yang dicatat oleh sejarawan Michal Biran, dan menganggapnya sebagai hal yang kedua setelah kontribusinya yang abadi terhadap sejarah Mongolia dan dunia.[237] Kebijakan Jenghis Khan, seperti penggunaan kurultai (dewan atau majelis), pembentukan supremasi hukum melalui peradilan yang independen, dan promosi hak asasi manusia, dipandang sebagai elemen-elemen dasar yang membuka jalan bagi pembentukan negara Mongolia yang modern day dan demokratis.

Di bawah dinasti Yuan di Tiongkok, Jenghis Khan dihormati sebagai pendiri negara, position yang ia pertahankan bahkan setelah dinasti Ming didirikan pada tahun 1368. Meskipun periode Ming kemudian agak menjauhkan diri dari warisannya, pandangan positif ini dihidupkan kembali di bawah dinasti Qing yang dipimpin oleh Manchu (1644-1911), yang melihat diri mereka sebagai penerusnya. Pada abad ke-twenty, kebangkitan nasionalisme Tiongkok pada awalnya membuat Jenghis Khan digambarkan sebagai penjajah asing yang traumatis. Namun, seiring berjalannya waktu, citranya direhabilitasi, dan dia digunakan kembali sebagai simbol politik untuk berbagai tujuan.

Era ini sering disalahkan atas banyak tantangan dan kekurangan sejarah Rusia.[248] Di Asia Tengah dan Turki modern, warisan Jenghis Khan lebih ambivalen. Meskipun ia diakui sebagai tokoh sejarah yang penting, statusnya sebagai pemimpin non-Muslim berarti bahwa pahlawan dan tradisi nasional lainnya, seperti Timur Lenk dan Seljuk, sering kali dianggap lebih tinggi. Ambivalensi ini mencerminkan hubungan yang kompleks dengan warisan Jenghis Khan di wilayah-wilayah kala identitas dan sejarah Islam memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasional.[249]

Di Rusia dan dunia Arab, ia dikenang sebagai seorang tiran yang brutal, sementara para cendekiawan Barat baru-baru ini mengevaluasi kembali penggambaran sebelumnya tentang dirinya sebagai panglima perang yang biadab. Setelah kematiannya, ia dipuja di Mongolia dan kini dihormati sebagai bapak pendiri bangsa.

Report this page